BAB II
PEMBAHASAN
A.
Aspek Aspek yang Dianalisis
Dalam melakukan pembuatan dan penilaian studi kelayakan melalui
tahap-tahap yag telah ditentukan, hendaknya dilakukan secara benar dan lengkap.
Kemudian setiap tahapan memiliki berbagai aspek yang harus diteliti, diukur dan
dinilai sesuai dengan ketentuan yang telah ditentukan.
Ada beberapa aspek yang perlu dilakukan studi untuk menentukan kelayakan
suatu usaha. Masing-masing aspek tidak berdiri sendiri akan tetapi saling
berkaitan. Artinya sakah satu aspek tidak dipenuhi maka perlu dilakukan
perbaikan atau tambahan yang diperlukan.
Urutan penilaian aspek mana yang harus didahulukan tergantung dari
kesiapan penilai dan kelengkapan data yang ada. Tentu saja dalam hal ini
dipertimbangkan prioritas mana yang harus didahulukan lebih dulu dan mana yang
berikutnya.
Dalam studi kelayakan bisnis terdapat beberapa aspek yang harus
dianalisis, yaitu:
1. Aspek Hukum,
berkaitan dengan legalisasi keberadaan bisnis yang akan dijalankan baik dari
segi perjanjian maupun dari segi badan hukumnya.
Aspek hukum mempelajari tentang:
a.
Bentuk badan usaha yang dipergunakan
b.
Jaminan-jaminan yang bisa disediakan kalau akan
menggunakan sumber dana yang berupa pinjaman
c.
Berbagai akta, sertifikat, izin yang diperlukan, dan
sebagainya
2.
Aspek pasar dan pemasaran,
berkaitan dengan potensi pasar produk yang akan dipasarkan, analisis kekuatan
pesaing, estimasi penjualan yang mungkin bisa diraih (market share).
Aspek pasar dan pemasaran mencoba mempelajari
tentang:
a.
Permintaan, baik secara total ataupun diperinci menurut daerah,
jenis konsumen, perusahaan besar pemakai. Di sini juga perlu diperkirakan
tentang proyeksi permintaan tersebut.
b.
Penawaran, baik yang berasal dari dalam negeri, maupun juga yang
berasal dari impor. Bagaimana perkembangannya di masa lalu dan bagaimana
perkiraan di masa yang akan datang. Faktor-faktor yang mempengaruhi penawaran
ini, seperti jenis barang yang bisa menyaingi, perlindungan dari pemerintah,
dan sebagainya, perlu pula diperhatikan.
c.
Harga, dilakukan perbandingan dengan barang-barang impor,
produksi dalam negeri lainnya. Apakah ada kecenderungan perubahan harga, dan
kalau ya, bagaimana polanya.
d.
Program pemasaran, mencakup strategi pemasaran yang akan
dipergunakan,”marketingmix”. Identifikasi siklus kehidupan produk, pada
tahap apa produk yang akan dibuat.
e.
Perkiraan penjualan yang bisa dicapai perusahaan, market
share yang bisa dikuasai perusahaan.
3.
Aspek teknis/operasi dan
teknologis, berkaitan dengan pemilihan lokasi bisnis, pemilihan mesin dan
peralatan yang sesuai dengan kapasitas produksi, penataan lay out serta pemilihan teknologi yang sesuai.
Aspek teknis dan produksi, menyangkut berbagai
pertanyaan penting tentang:
a.
Apakah studi dan pengujian pendahuluan pernah dilakukan?
b.
Apakah skala produksi yang dipilih sudah optimal?
Apakah luas produksi ini akan meminimumkan biaya produksi
rata-rata, ataukah akan memaksimumkan laba? Jadi, mempertimbangkan secara simultan
faktor permintaan.
Bagaimana fasilitas untuk ekspansi nantinya? Tentang lokasi,
luas tanah, peraturan fasilitas produksi, dan sebagainya.
c.
Apakah proses produksi yang dipilih sudah tepat?
Umumnya terdapat beberapa alternatif proses
produksi untuk menghasilkan produk yang sama.Sebagai misal, semen bisa dibuat
dengan proses basah ataupun proses kering, soda bisa dibuat dengan metode
electrolysis atau metode kimia.
d.
Apakah mesin-mesin dan perlengkapan yang dipilih sudah
tepat?
Faktor yang diperhatikan adalah tentang umur ekonomis dan
fasilitas pelayanan kalau terjadi kerusakan meisn-mesin tersebut.
e.
Apakah perlengkapan-perlengkapan tambahan dan
pekerjaan-pekerjaan tenis tambahantelah dilakukan?
Faktor-faktor seperti material handling, supply bahan
pembantu, kontrol kualitas, dan sebagainya perlu diperhatikan pula.
f.
Apakah telah disiapkan tentang kemungkinan penanganan
terhadap limbah produksi.
g.
Apakah tata letak yang diusulkan dari fasilitas produksi
cukup baik?
h.
Bagaimana dengan pemilihan lokasi “site” produksi?
i.
Apakah skedul kerja telah dibuat dengan cukup realistis?
j.
Apakah teknologiyang akan digunakan bisa diterima dari
pandangan sosial?
Dalam pemilihan teknologi yang akan dipergunakan
sebaiknya tidak dipergunakan teknologi yang sudah usang, atau teknologi yang
masih docoba-coba. Yang pertama akan mengakibatkan perusahaan nantinya
sulit untuk bersaing, sedangkan yang kedua bisa mengakibatkan kesulitan
dalam perawatan fasilitas.
4.
Aspek menajemen dan
organisasi, berkaitan dengan manajemen dalam pembangunan fisik serta
manajemen dalam operasionalnya dan struktur organisasi.
Aspek manajemen mempelajari tentang:
a. Manajemen dalam masa pembangunan proyek. Siapa
pelaksana proyek tersebut? Bagaimana jadwal penyelesaian proyek tersebut? Siapa
yang melakukan studi masing-masing aspek: pemasaran, teknis, dan lain
sebagainya?
b. Manajemen dalam operasi. Bentuk
pengorganisasian/badan usaha yang dipilih. Struktur organisasi, deskripsi
jabatan, dan spesifikasi jabatan. Anggota direksi dan tenaga-tenaga kunci.
Jumlah tenaga kerja yang akan digunakan.
5.
Aspek sosial, ekonomi, dan
budaya, mencangkup pengaruh proyek terhadap kehidupan sosial, budaya dan
perekonomian secara makro dan lain sebagainya.
Aspek ekonomi dan sosial, meliuti penelitian
tentang:
a.
Pengaruh proyek tersebut terhadap peningkatan penghasilan
negara.
b.
Pengaruh proyek tersebut terhadap devisa yang bisa
dihemat dan yang bisa diperoleh.
c.
Penambahan kesempatan kerja
d.
Pemerataan kesempatan kerja
e.
Bagaimana pengaruh proyek tersebut terhadap industri
lain, dan pasar bagi hasil industri lain.
f.
Aspek yang bersifat sosial seperti: menjadi semakin
ramainya daerah tersebut, lalu lintas yang semakin lancar, adanya penerangan
listrik, dan lain sebagainya.
Aspek sosial ini merupakan manfaat dan pengorbanan sosial
yang mungkin dialami oleh masyarakat, tetapi sulit dikuantifikasikan yang bisa
disepakati secara bersama. Tetapi manfaat dan pengorbanan tersebut dirasakan
ada.
6.
Aspek keuangan, berkaitan
dengan sumber dan penggunaan dana serta proyeksi pengembaliannya dengan tingkat
biaya modal dari masing masing sumber dana yang bersangkutan
Aspek keuangan mempelajari tentang berbagai
faktor penting seperti:
a.
Dana yang diperlukan untuk investasi, baik untuk aktiva
tetap maupun modal kerja.
b.
Sumber-sumber pembelanjaan yang akan dipergunakan.
Seberapa banyak dana yang berupa modal sendiri dan berapa banyak yang berupa
pinjaman jangka pendek, dan berapa yang jangka panjang.
c.
Taksiran penghasilan, biaya, dan laba/rugi pada berbagai
tingkat operasi. Termasuk di sini estimasi tentang break event proyek
tersebut.
d.
Manfaat dan biaya dalam artian finansial, seperti “rate
of return on investment”,”net present value”, “internal rate of return”,
“profitability index”,”payback period”. Estimasi terhadap risiko proyek, risiko
dalam artian total, atau kalau mungkin yang hanya sistematis.
Di sini di samping perlu ditaksir laba/rugi proyek
tersebut, juga taksiran aliran kas diperlukan untuk menghitung profitabilitas
finansial proyek tersebut.
e.
Proyeksi keuangan.Pembuatan neraca yang diproyeksikan dan
proyeksi sumber dan penggunaan dana.
7.
Analsis mengenai dampak lingkungan (AMDAL), berkaitan dengan dampak yang ditimbulkan oleh adanya
bisnis tersebut terhadap lingkungan baik lingkungan air, darat dan udara.
B.
Jenis Data
Secara umum
jenis data yang diperlukan dalam studi kelayakan bisnis adalah data kualitatif
dan data kuantitatif. Data kualitatif biasanya berupa data mengenai uraian
dalam bentuk kalimat secara naratif dan sulit diukur dengan angka bahkan tidak
bisa diukur. Sedangkan data kuantitatif adalah data yang dapat diukur dengan
angka atau dapat dikuantifikasikan.
C.
Sumber Data
Data dan informasi
merupakan hal-hal yang sangat penting dalam menganalisis suatu usaha, karena
tanpa adanya data dan informasi yang jelas, maka hasil studi kelayakan yang
kita lakukan tidak akan berhasil dengan baik. Oleh karena itu perlu dicari
sumber-sumber data dan informasi yang benar-benar dapat dipercaya keabsahannya.
Dalam studi
kelayakan bisnis sumber data diperoleh baik dari sumber primer maupun sumber
sekunder. Sumber primer (langsung dari objek yang diteliti) yaitu data yang
diperoleh masih belum mengalami pengolahan lebih lanjut atau modifikasi.
Sedangkan data ang berasal dari sumber sekunder (tidak langsung dari objek yang
diteliti) adalah data yang biasanya sudah mengalami pengolahan lebih lanjut
atau telah mengalami modifikasi. Penggunaan kedua sumber data tersebut
tergantung dari kondisi dimana data tersebut dibutuhkan.
Di Indonesia umumnya agak terbatas data yang bisa diperoleh dari sumber sekunder karena
belum membudayanya usaha pengumpulan data dari instansi-instansi. Data yang
bisa diperoleh dalam bentuk data sekunder umumnya berasal dari
instansi-instansi pemerintah. Adapun sumber-sumber data yang dapat diperoleh
serta dapat dipercaya adalah antara lain :
1. Data yang bersumber dari berbagai publikasi yang
diterbitkan oleh Biro Pusat Statistik (BPS) atau Kantor Statistik Daerah.
Seperti misalnya: Statistik tentang ekspor, impor, indikator ekonomi,
statistical year book of indonesia, untuk lingkup nasional dan berbagai daerah
dalam angka untuk lingkup regional.
2. Data yang bersumber dari publikasi yang
dikeluarkan oleh BKPM(D)-Badan Koordinasi Penanaman Modal (Daerah)-seperti
kesempatan berusaha yang masih diberi prioritas dan mana yang tidak lagi.
Daftar ini sering disebut sebagai Daftar Skala Prioritas.
3. Data yang bersumber dari publikasi yang
dikeluarkan oleh Bank Indonesia, Persatuan Bank-bank Swasta Nasional (Perbanas)
maupun oleh lembaga keuangan lainnya. Umumnya menyangkut ekonomi dan perbankan.
4. Data yang bersumber dari publikasi yang
dikeluarkan oleh Asosiasi Industri dan Dagang yang membawahi jenis usaha yang
sejenis.
5. Data yang bersumber dari publikasi yang
dikeluarkan oleh lembaga-lembaga yang bekerja sebagai lembaga penelitian, baik
yang dilakukan oleh pemerintah, seperti LIPI, maupun swasta
6. Data yang bersumber dari publikasi Ekonomi dan
Bisnis, baim dari koren maupun majalah.
7. Data yang bersumber dari dapartemen teknis,
biasanya daat-data dan informasi yang dikeluarkan terkumpul dari tahun ke
tahun, misalnya jika usaha pertanian, maka perlu dicari dari Dapartemen
pertanian
8. Data dan infromasi yang bersumber dari
Universitas atau Perguruan Tinggi lainnya, dan
9. Sumber-sumber lainnya.
Karena masih terbatasnya publikasi-publikasi ini, maka sering pihak yang
melakukan studi kelayakan harus
mengumpulkan sendiri data primer. Dan ini merupakan salah satu hambatan dalam
pembuatan studi kelayakan, karena akan memerlukan waktu yang lebih lama dan
juga biaya yang lebih mahal.
D.
Cara Memperoleh Data
Terdapat
beberapa cara untuk memperoleh dan menggali data, diantaranya adalah observasi (pengamatan
langsung dilapangan), Tanya jawab, dan kuisioner, yang biasanya digunakan untuk
menggali sumber data primer serta dokumentasi yang biasanya digunakan untuk
manggali data sekunder. Penggalian data tersebut jelas memerlukan dana, waktu
dan tenaga yang reatif besar tergantung banyaknya variasi data yang ingin
digali terlebih jika data tersebut merupakan data primer.
E.
Kerangka atau Alat Analisis Data
Untuk melakukan
analisis data umumnya memakai analisis kualitatif dan analisis kuantitatif.
Analisis kualitatif adalah analisis yang digunakan untuk menganalisa data yang
bersifat kualitatif. Hasil dari analisis ini adalah berupa uraian dalam bentuk
naratif, selain itu analisis kualitatif juga bisa mempertajam hasil analisis
kuantitatif. Sedangkan analisis kuantitatif lebih menekankan pada penggunaan
model model statistik seperti penggunaan least
square, analisis regresi, dan model model perhitungan lain yang sesuai.
Untuk melihat hubungan antara aspek aspek studi kelayakan bisnis dengan jenis
data yang dibutuhkan, sumber data, cara memperoleh data dan kerangka atau alat
analisis data yang dibutuhkan, sumber data, cara memperoleh data, dan kerangka
atau alat analisis data dapat dilihat pada table dibawah ini:
Aspek yang dianalisis
|
Jenis Data
|
Sumber Data
|
Cara Memperoleh Data
|
Teknik Analisis Data
|
Hukum
|
Kualitatif
|
Primer, Sekunder
|
Dokumentasi, Observasi, Tanya jawab
|
Kualitatif, judgement, pelaksana
bisnis, waktu pelaksanaan bisnis, kelengkapan perijinan
|
Sosial Ekonomi dan Budaya Lingkungan Hidup
|
Kualitatif
|
Primer, Sekunder
|
Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya Jawab
|
Kualitatif, judgement, analisis
manfaat dan pengorbanan dan model lain yang sesuai
|
Pasar dan Pemasaran
|
Kualitatif, Kuantitatif
|
Primer, Sekunder
|
Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya Jawab
|
Model Statistik: Analisis trend, Regresi, model lain yang sesuai,
strategi pemasaran yang digunakan.
|
Teknis dan teknologi
|
Kualitatif, Kuantitatif
|
Primer, Sekunder
|
Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya Jawab
|
Judgement
analisis biaya, lay out, metode transportasi dan model lain yang
sesuai
|
Menajemen dan Organisasi
|
Kualitatif, Kuantitatif
|
Primer, Sekunder
|
Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya Jawab
|
Judgement
Jenis Pekerjaan, urut urutan pengerjaan, lama waktu dan biaya
masing masing pekerjaan analisis jabatan, struktur organisasi, model lain
yang sesuai
|
Keuangan
|
Kualitatif, Kuantitatif
|
Primer, Sekunder
|
Dokumentasi, Observasi, Kuisioner, Tanya Jawab
|
Judgement
Analisis sumber dan penggunaan dana, penetuan kebutuhan dana
penentuan biaya model, criteria penilaian investasi
|
F.
Format Desain Studi Kelayakan Bisnis
Desain studi kelayakan bisnis bertujuan untuk menunjukkan bagaimana
seharusnya laporan studi kelayakan bisnis nantinya disampaikan kepada pihak
pihak yang memerlukan. Karena bersifat umum, maka acuan desain ini perlu
dilakukan modifikasi sesuai dengan kebutuhan pengguna.
Berikut ini contoh desain pelaporan hasil studi kalayakan bisnis
sisertai dengan penjelasan secukupnya.
i.
JUDUL (OBYEK) STUDI KELAYAKAN BISNIS
ii.
KATA PENGANTAR
iii.
DAFTAR ISI
iv.
DAFTAR TABEL
v.
DAFTAR GAMBAR
vi.
DAFTAR LAMPIRAN
vii.
EXECUTIVE SUMMARY (berisi mengenai objek penelitian, waktu penelitian,
anggota tim peneliti, ringkasan hasil penelitian, dan rekomendasi hasil
penelitian)
BAB I: PENDAHULUAN
Pendahuluan
harus meliputi antara lain latar belakang masalah mengapa tertarik pada bisnis
tersebut, manfaat apa yang bisa diraih jika bisnis itu dilaksanakan, tujuan
melakukan bisnis tersebut serta siapa saja yang terkait dalam melaksanakan
bisnis tersebut.
BAB II : ASPEK HUKUM
A.
Pelaksana Bisnis
Untuk menganalisis siapa pelaksana bisnis, baik badan usahanya
maupun orang orang atau individu individu yang terlibat sebagai pengambil
keputusan (decision maker).
B.
Identitas Pelaksana Bisnis
Menjelaskan beberapa identitas pelaksana bisnis, diantaranya
kewarganegaraan, informasi bank, keterlibatan dengan kasus perdata dan pidana,
serta hubungan keluarga.
C.
Bisnis Apa Yang Dilaksanakan
Menjelaskan tentang bidang usaha, fasilitas, gangguan lingkungan,
dan pengupahan.
D.
Lokasi Bisnis
Lokasi bisnis terkait dengan informasi perencanaan wilayah dan
status tanah yang akan digunakan untuk berbisnis.
E.
Waktu Pelaksanaan Bisnis
Menjelaskan waktu pelaksanaan bisnis, terutama terkait dengan
jangka waktu perijinan..
F.
Peraturan dan kelengkapan Perijinan
Menjelaskan peraturan yang terkait dengan bisnis yang akan
dijalankan dan kelengkapan ijin yang harus dipenuhi untuk menjalankan bisnis.
G.
Rekomendasi
BAB II: ASPEK PASAR DAN PEMASARAN
A.
Bentuk Pasar
Menjelaskan aspek pasar produsen dan konsumen yang dipilih
B.
Mengukur dan Meramal Permintaan dan Penawaran
Menjelasan kondisi permintaan dan penawaran produk yang sejenis
dengan produk yang dibuat, baik pada saat ini maupun masa yang akan datang.
C.
Segmentasi, Target, an Posisi di Pasar
Menjelaskan segmentasi, target, dan posisi produk dipasar,
disesuaikan dengan poin A dan B diatas
D.
Situasi Persaingan di Lingkungan Industri
Menjelaskan situasi persaingan antara perusahaan yang memproduksi
produk sejenis dengan produk yang akan di produksi perusahaan.
E.
SSikap, Perilaku, dan
Kepuasan konsumen
Menjelaskan bagaimana sikap, perilaku, dan kepuasan konsumen
terhadap produk sejenis saat ini.
F.
Manajemen Pemasaran
1.
Analisis Persaingan
2.
Bauran Pemasaran
Menjelaskan
bagaimana kondisi persaingan produk sejenis di pasar yang dipilih, serta
bagaimana kebijakan bauran pemasaran yang akan dilaksanakan nanti.
G.
Rekomendasi
BAB III: ASPEK TEKNIK/OPERASI DA TEKNOLOGI
A.
Penentuan Lokasi Pemilihan Strategi Produksi
B.
Pemilihan Teknologi
C.
Rencana Kapasitas Produksi
D.
Perencanaan Tata Letak (lay
out)
E.
Penentuan Skala Produksi
F.
Rencana Kualitas
G.
Manajemen Persediaan
H.
Sisem Manajemen Informasi
I.
Rekomendasi
BAB V. MANAJEMEN DAN ORGANISASI
A.
Penentuan Waktu Pelaksana Proyek
B.
Pelaksanaan Pembangunan Proyek
C.
Struktur organisasi
D.
Perencanaan SDM
E.
Analisis Pekerjaan
F.
Rekruitmen, Seleksi, dan Orientasi
G.
Produktifitas, Pelatihan, dan Pengembangan, Prestasi Kerja,
kompensasi, Perencanaan Kerier, Keselamatan dan Kesehatan Kerja, Pemberhentian
H.
Rekomendasi
BAB VI. ASPEK, POLITIK, SOSIAL, EKONOMI, BUDAYA
A.
Aspek politik (stabilitas politik, arah kebijakan pemerintah,
peraturan moneter, birokrasi pemerintah).
B.
Ekonomi (analisis biaya dan manfaat dari sisi ekonomi terutama
ekonomi masyarakat sekitar proyek)
C.
Sosial dan budaya (kebiasaan
kebiasaan, adat istiadat, agama, mupun kepercayaan masyarakat dimana bisnis itu
akan didirikan dan daerah atau tempat distribusi dari output bisnis tersebut)
D.
Rekomendasi
BAB VII. ASPEK FINANCIAL
A.
Kebutuhan dan Alokasi Dana
Menjelaskan kebutuhan dana yang harus dipenuhi baik untuk kebutuhan
aktifa tetap maupun aktifa tidak tetap
B.
Sumber Daya dan Biaya Modal
Menjelaskan sumber dana yang bisa didapat untuk membiayai kebutuhan
investasi
C.
Struktur Financial
Menjelaskan komposisi keuangan yang akan digunakan untuk
menjalankan usaha, baik itu modal sendiri maupun modal yang lain.
D.
Estimasi Aliran Kas (cash
flow), penjualan, pendapatan yang akan diperoleh, biaya biaya yang akan
dikeluarkan, laba rugi dan neraca usaha, serta proyeksi kemampuan pelunasan
hutang.
E.
Kriteria penilaian/ perhittungan kelayakan bisnis termasuk analisis
Break Even Point (BEP)
F.
Rekomendasi
BAB VIII. ASPEK LINGKUNGAN HIDUP
A.
Menjelaskan bagaimana rencana bisnis dapat dikaji dari aspek yang mengacu
pada konsep AMDAL untuk mengetahui kelayakannya
B.
Rekomendasi
SIMPULAN DAN REKOMENDASI
Menjelaskan
tentang simpulan hasil analisis masing masing aspek dan rekomendasi kelayakan
rencana bisnis yang direncanakan (layak atau tidak atau layak dengan catatan).
LAMPIRAN - LAMPIRAN
Melampirkan
dokumen dokumen yang dianggap perlu yang mendukung keseluruhan analisis yang
dilakukan termasuk data data teknis serta gambar gambar atau sketsa.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar